MC-SINJAI, Sektor kelautan dan perikanan menjadi salah satu primadona untuk mendorong kemajuan ekonomi Sinjai. Posisi geografis Kabupaten Sinjai yang berada di perairan yang strategis karena berada pada bibir Teluk Bone dan adanya kawasan Pulau pulau Sembilan, yang dilalui arus dari Laut Flores menuju Teluk Bone merupakan modal penting bagi pengembangan perikanan.
Bermodal posisi geografis itulah, Pemerintah Kabupaten Sinjai optimis menjadikan sektor kelautan dan perikanan menjadi sektor andalan.
Sektor perikanan Sinjai memang sangat menjanjikan. Pada 2019 nilai total produksi hasil perikanan tangkap di Kabupaten Sinjai senilai Rp 528, 147 milyar delgan total produksi 35.935 ton dalam setahun dan perikanan budidaya senilai Rp. 58,926 milyar dengan volume produksi 43.572 ton dalam setahun.
Adapun komoditi utama produksi perikanan tangkap ini adalah ikan cakalang dengan jumlah produksi pada tahun 2019 lalu yaitu 4.062 ton, ikan tongkol sebanyak 3.660 ton, ikan lemadang 1.876 ton, ikan tenggiri 1.530 ton, ikan tuna 1.134 dan ikan kerapu sebanyak 630 ton.
Sementara untuk komoditi utama produksi perikanan budidaya yaitu ikan bandeng dengan jumlah produksi tahun 2019 yakni sebesar 248 ton, udang vename 109 ton, udang windu 63 ton, ikan nila 48 ton dan ikan mas 36 ton.
Jumlah penduduk Sinjai yang berprofesi sebagai nelayan kini telah mencapai sebanyak 9.068 orang, alat tangkap yang digunakan sebanyak 2.793 unit dan perahu/ kapal 2.533 unit. Jumlah ini tentunya menjadi cerminan bahwa sektor perikanan merupakan salah satu mata pencaharian utama bagi sebagian masyarakat Sinjai yang dikenal Bumi Panrita Kitta.
Selain itu, di bidang budidaya perikanan, luas lahan jenis usaha tambak 513,40 hektar dengan jumlah jumlarh rumah tangga produksi (RTP) 728 orang, budidaya laut seluas 405 hektar dengan jumlah rumah tangga produksi 698 orang, sawah seluas 187 hektar dengan RTP 132 orang dan budidaya kolam seluas 64,80 hektar dengan RTP 123 orang.
Untuk mendukung seluruh potensi perikanan tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Sinjai pada tahun 2019 lalu telah menyalurkan berbagai bantuan diantaranya kapal penangkapan kapal ikan dibawah 3 GT sebanyak 25 unit, alat penangkapan ikan dan sarananya sebanyak 59 unit, bantuan premi asuransi nelayan kepada 50 orang, sertifikasi hak atas tanah nelayan sebanyak 50 persil.
Di bidang budidaya, pemerintah juga telah melakukan pengembangan sarana budidaya rumput laut 1 unit, pembuatan lantai jemur rumput laut 1 paket, pengembangan budidaya rumput laut sebanyak 5 ribu kg serta pengadaan sarana dan prasarana pemberdayaan usaha skala kecil masyarakat kelautan dan perikanan sebanyak 34 paket.
Sedangkan untuk tahun 2020 ini dinas Perikanan Kabupaten Sinjai kembali akan memberikan bantuan berupa kapal penangkapan kapal ikan dibawah 3 GT sebanyak 7 paket, pengadaan alat bantu penangkapan ikan 120 unit, bantuan premi asuranai nelayan kembali ditargetkan 50 orang dan sertifikasi hak atas tanah nelayan 50 persil.
Selain itu, tahun ini juga akan ada pengadaan sarana dan prasarana pemberdayaan usaha skala kecil masyarakat kelautan dan perikanan sebanyak 18 paket, rehabilitasi sarana dan prasarana pokok unit pembibitan (UPTD BB) 6 paket, pengembangan budidaya air tawar 2 paket dan pengembangan budidaya air payau 1 paket.
Tidak hanya itu untuk mendukung potensi perikanan yang ada, kini kawasan PPI Lappa semakin representatif dan ramah untuk pemilik kapal yang melakukan aktivitas di tempat ini.
Pusat Pendaratan Ikan (PPI) Lappa saat ini telah menjelma menjadi kawasan pendaratan, dan jual beli hasil tangkapan nelayan yang paling ramai di Sulawesi Selatan.
Kapal-kapal nelayan dari luar daerah seperti Nusa Tenggara, Sulawesi Tenggara, Selayar, Takalar, maupun Bone melakukan aktivitas di tempat ini. Mereka nyaman membongkar hasil tangkapan di PPI Lappa karena ombak yang tenang di sekitar perairan Sinjai, fasilitas sarana dan prasarana yang memadai, serta regulasi yang ramah nelayan. Saking dikenalnya PPI Lappa sebagai daerah yang tak pernah tidur alias selalu padat aktivitas.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Sinjai drh Aminuddin Zainuddin, Rabu (26/2/20) mengatakan bahwa berbagai strategi kebijakan dan program Pemerintah sudah sepatutnya didukung sehingga dapat sejalan dengan isu pembangunan terkini dengan harapan turut membantu Pemerintah dalam menjawab tantangan ke depan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional terutama yang berbasis komoditas seperti produk-produk perikanan.
“Berbagai program terus diinisiasi oleh Pemerintah Kabupaten Sinjai yang salah satunya yaitu dengan meningkatkan kemandirian dalam mengelola sumber daya perikanan secara berkelanjutan. Pengelolaan ini harus mengarah pada bagaimana sumberdaya yang ada saat ini mampu memenuhi kebutuhan sekarang dan kebutuhan generasi yang akan datang," katanya.
Aminuddin juga menuturkan bahwa berbagai komoditi andalan Kabupaten Sinjai seperti lobster, ikan kerapu, rumput laut dan komoditas lainnya akan terus dikembangkan produksinya dan Pemerintah akan membantu masyarakat dalam memasarkan produknya.
""Saat ini Bapak Bupati gencar mensosialisasikan berbagai produk perikanan yang dihasilkan nelayan Sinjai kepada Investor dan beberapa hari yang lalu sudah ada investor dari Jepang yang melihat potensi ikan tuna di Sinjai dan di hari Jadi Sinjai ini juga hadir investor lainnya. Semoga ini bisa memberikan dampak positif bagi nelayan kita, " ujarnya. (AaNd)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar