Timang adalah satu diantara ratusan warga Jenna, Kalamisu, Desa Aska yang merasakan penderitaan jika ingin melintas menuju ibu kota Kabupaten Sinjai.
Betapa tidak, sejak kampung pedalaman Sinjai itu dihuni oleh manusia, baru saat ini ada pembangunan jembatan.
"Awalnya saya ragu dengan ungkapan, Pak Bupati Andi Seto Asapa (ASA) melalui orang-orang di sini jika ia akan bangun jembatan itu," tutur Timang.
Sebab sudah beberapa kali pemilihan kepala daerah, pemilihan gubernur, pilpres hingga pemilihan legislatif, janji tim suksesnya tak ada yang terwujud.
Timang baru mulai percaya jika jembatan di Sungai Kalamisu resmi dibangun saat mobil truk mulai lalu lalang membawa material sirtu dan bahan besi jembatan.
Ia mengungkapkan, sejak kecil ia sering menerobos air banjir sungai. "Maumi diapa kalau tidak lintasi air banjir maka kami harus bermalam di rumah warga di sebelah (Desa Salohe, Kecamatan Sinjai Timur)," kata Timang.
Tak hanya Timang yang merasakan hal demikian, Callu seorang warga Jenna juga ikut merasakan penderitaan melintasi jalan itu.
"Paling lengkap penderitaan kalau ada acara di sini (pesta) baru musim hujan dan ada keluarga dari Makassar maka di situlah antara hidup dan mati agar kerabat menyeberang saat banjir," ungkap Callu.
Callu bersama keluarganya beberapa kali nyaris hanyut saat menyeberang banjir.
Diperoleh informasi di sungai tersebut sudah menelan sejumlah korban jiwa. Baik hanyut maupun tenggelam saat menyeberang sungai.
Ratusan masyarakat baik di Jenna maupun warga Kalamisu mengungkapkan rasa syukur kepada Bupati Sinjai ASA yang berkomitmen membangun jembatan itu.
Dan kini pembangunan jembatan itu akan difungsikan awal tahun 2021 dan ditargetkan rampung akhir tahun ini.
Sementara Bupati ASA mengungkapkan, dirinya berkomitmen membangun jembatan itu setelah mendengarkan penderitaan perjuangan warga saat melintasi sungai tersebut.
" Dulu kami pernah mendengarkan keluh kesah masyarakat di Kalamisu dan Salohe karena itu kami wujudkan dalam pembangunan jembatan bersama jalanannya," kata ASA.
Dikatakan dengan selesainya akses jalan dan jembatan itu, maka diharapkan percepatan pembangunan dan akses ekonomi, serta akses sosial masyarakat bisa lancar.
Tak hanya masyarakat Jenna, Kalamisu Desa Aska yang dapat melewati jalanan tersebut tetapi juga sebagian besar masyarakat Tellu Limpoe dan Sinjai Timur bisa melewati jalanan itu dengan waktu jarak tempuh yang bisa efektif.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar