MC-SINJAI, Bupati Sinjai Andi Seto Asapa (ASA) menekankan kepada semua pihak terkait untuk terus bersinergi dalam menciptakan inovasi-inovasi pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Sinjai.
Pernyataaan itu disampaikan Bupati ASA saat membuka Pertemuan Aksi I, Analisis Situasi Program Aksi Konvergensi Stunting di Aula Pertemuan Hotel Rofina, Rabu 10 Maret 2021.
Menurut ASA, hingga saat ini stunting masih menjadi salah satu pokok permasalahan gizi di Indonesia dan hampir terjadi di seluruh wilayah serta terjadi pada seluruh kelompok ekonomi.
Oleh karena itu, pelaksanaan pencegahan stunting merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota yang dilaksanakan secara konvergen, terpadu dan terintegrasi.
"Pada tahun 2021 ini, merupakan tahun kedua pelaksanaan aksi konvergensi stunting. Ada 18 desa/kelurahan yang menjadi lokus penurunan stunting, semoga dapat bersinergi dan menciptakan inovasi-inovasi," ungkapnya.
Demikian ASA berharap agar inovasi Madeceng atau masyarakat desa cegah stunting sebagai inovasi Kabupaten Sinjai dalam rangka pencegahan dan penurunan stunting di desa-desa, tetap dilanjutkan.
Bukan hanya pemerintah desa, tetapi pemerintah kelurahan juga turut melaksanakan pemberian makanan tambahan terfokus kepada balita stunting dan ibu hamil yang dilakukan secara terpadu oleh pemerintah dan unsur masyarakat.
"Saya harapkan lokus tersebut nantinya dapat disinkronkan dengan dokumen perencanaan perangkat daerah, yang menjadi sasaran lokasi pelaksanaan program dan kegiatan perangkat daerah pada tahun 2022," tandasnya.
ASA berharap, melalui kegiatan tersebut dapat melahirkan tekad dan komitmen yang sungguh-sungguh untuk membantu anak- anak, terutama di Kabupaten Sinjai agar menjadi generasi mandiri, unggul dan mampu berdaya saing dimasa yang akan datang.
Dalam kesempatan ini ASA juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh pemerintah desa/kelurahan, pemerintah kecamatan, tim penggerak PKK, para petugas gizi, kepala puskesmas, para perangkat daerah, dan semua pihak atas kerjasama dan kerja kerasnya selama ini dalam pelaksanaan intervensi stunting.
Sehingga ungkap ASA, terjadi penurunan angka prevalensi stunting di kabupaten sinjai dari 8,21% di tahun 2019 menjadi 7,98% di tahun 2020.
"Semoga dapat dijadikan motivasi dan semangat untuk terus berkelanjutan melakukan aksi konvergensi stunting dan mewujudkan sinjai bebas stunting," jelasnya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar