MC-SINJAI, Pasien yang telah dinyatakan sembuh dari virus Corona atau Covid-19 di Sinjai membagikan kisah tentang bagaimana cara untuk melawan virus yang pertama kali merebak di Wuhan, China tersebut.
Salah seorang pasien sembuh asal Sinjai Barat Nurmilawati (18) mengatakan bahwa salah satu kunci untuk bisa sembuh dari virus Covid-19 ini adalah tetap semangat dan selalu berpikir positif.
"Kesembuhan itu tergantung dari cara berpikir kita. Maka dari itu berpikirlah positif, jangan stres dan tetap semangat," katanya usai dijemput oleh Tim dari PSC 119 Dinkes Sinjaid dari Hotel Harper Makassar.
Ia mengakui selama menjalani karantina di hotel Harper Makassar selama 15 hari pelayanan yang diberikan dinilai sangat maksimal mulai dari makanan dan fasilitas hotel yang cukup memadai.
"Pelayanannya sangat bagus apalagi ada wifi gratis sehingga komunikasi kami dengan keluarga tetap lancar sebimgga motivasi dari keluarga yang membuat kami tetap semangat aehingga dapat dinyatakan sembuh, " ujarnya.
Demikian halnya ketikan menjalani karantina di Hotel Sinjai dan Rumah sakit Umum Sinjai selama masing-masing dua hari sebelum dirujuk ke Makassar, pelayanan yang dibsrikan sangat baik.
"Selama kami dikarantina di Hotel Sinjai dan Rumah Sakit, kita diberikan vitamin. Selain itu, para perawat memberikan edukasi dan semangat kepada kami, " tambahnya.
Hal yang sama juga dikatakan Faikatunnas (18) warga yang juga asal Kelurahan Tassillu dan merupakan sepupu dari Nurmilawati mengaku bisa melawan corona berkat dorongan semangat tubuhnya.
"Berkat semangat itulah yang menjadikan saya punya rasa optimis untuk sembuh dan juga harus tetap tenang dan tak perlu panik," katanya.
Faikah yang juga salah seorang Mahasiswi yang kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri di Makassar mengaku selama menjani karantina, pihaknya juga tetap mengikuti perkuliahan secara online dan mengerjakan tugas-tugas dari dosen.
"Alhamdulillah tugas-tugas dari Dosen tetap saya kerjakan karena jaringan internet tersedia sehingga tidak ada kendala," katanya.
Ketika ditanya apakah teman kuliah mengetahui kondisi yang dialami saat itu, Faikah bwrujar bahwa hanya sebagian kecil teman yang mwngetahui jika ia divonis positif corona.
"Kalau teman kuliah hanya beberapa saja orang yang ketahui tapi kalau Dosen tidak ada yang tahu jika saat itu saya menjalani karantina, " cetusnya.
Selama menjalani karantina, aktivitas yang hanya dikerjakan di luar kamar hotel hanya senam dua kali seminggu sedangkan sisanya hanya berdiam diri didalam kamar.
"Fasilitas di Hotel cukup bagus, ada jaringan wifi, Kulkas, toilet hingga televisi sehingga kami tetap semangat meski kami tidak bisa pungkiri ada rasa bosan selama karantina, " tutupnya.
Keduanya berharap dapat diterima kembali ditengah masyarakat dan bisa kembali beraktivitas seperti sedia kala sehingga tidak ada stigma negatif yang disandang diri dan keluarganya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar