MC-SINJAI, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sinjai terancam tak bisa melayani pasien akibat keuangannya berkurang setelah klaim biaya perawatan pasien untuk bulan september hingga desember belum dibayarkan BPJS Kesehatan.
Hal ini disampaikan oleh Direktur RSUD Sinjai dr. H. Amaluddin dalam rapat Koordinasi Bidang Kesera di Ruang Pola Kantor Bupati Sinjai, Jumat (15/12).
Keterlambatan dalam membayar klaim ini kata dr. Amaluddin mengakibatkan RSUD Sinjai terpaksa berutang obat sebesar Rp. 1 milyar lebih kepada pihak ketiga atau distributor, disisi lain ketersedian obat saat ini hanya sampai untuk bulan Januari 2018.
"Akibat keterlambatan dalam membayar klaim, kami terpaksa memiliki utang kepada disrtributor obat, disisi lain stok obat semakin menipis, Sementara pihak distributor obat juga enggan menyalurkan obat sebelum utang dibayar, ini yang menjadi kendala kami, semoga BPJS memiliki etikad baik terkait hal ini dan tidak sekedar memberi janji," ungkapnya.
Kepala Kantor Perwakilan BPJS Sinjai, Abd. Jabbar yang hadir dalam kesempatan tersebut mengakui klaim untuk bulan september belum sepenuhnya terbayarkan karena rekapitulasi pembayaran klaim belum diterima oleh BPJS, namun pihaknya berjanji paljng lambat bulan Januari tahun 2018 dapat dibayarkan.
"Kami minta maaf karena untuk bulan September klaim pembayaran belum sepenuhnya terbayarkan dan yang baru masuk klaim hanya baru sekitar Rp. 350 juta, namun begitu rekapnya semua masuk kami akan bayarkan segera," jelasnya. (AaNd)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar