Trending

182.321 Ribu Pemilih Pilbup Sinjai

Sinjai MC - Jumlah pemilih yang berhak menggunakan hak suaranya pada pilkada  Sinjai, 17 april mendatang tercatat 182.321 orang.

Dari jumlah tersebut terdiri, 88.048 laki-laki dan 94.273 perempuan yang tersebar di 80 desa dan kelurahan dengan sembilan kecamatan.

"Untuk pilkada sinjai, Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan jumlah pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT)", jelas anggota KPU, jaenu saat ditemui selasa (05/03) siang diruang kerjanya.

Dikatakan, rekapitulasi DPT di tingkat KPU ini berasal dari rekapitulasi DPT yang telah ditetapkan di masing-masing panitia pemilihan kecamatan (PPK).

"Jadi sebelum ditetapkan menjadi DPT, PPK telah memasang daftar pemilih sementara (DPS) di masing-masing PPS, tujuannya untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat yang belum terdaftar, agar bisa didaftarkan sebagai pemilih", terangnya.

Sementara itu, jumlah Tempat pemungutan Suara (TPS) yang akan digunakan pada pilkada nantinya, 475 TPS yang juga tersebar disembilan kecamatan. (Clk)

Bupati Buka Turnamen Invitasi Bola Basket A Rudiyanto Cup

Bupati Sinjai Andi Rudiyanto Asapa membuka turnamen invitasi bola basket Andi Rudiyanto Cup IX, Minggu, (17/2). Kegiatan ini merupakan rangkaian untuk memperingati HUT Sinjai ke 449. Bupati Rudiyanto dalam sambutannya meminta agar semua peserta bermain sportif agar pertandingan berjalan dengan lanjar, tertib dan sukses. Rencananya bupati akan memberikan bonus kepada tim mulai dari juara 1 sampai juara 4, selain itu pemain terbaik dan pemain fairplay.

Selain bupati pada kesempatan itu hadir pula Sekretaris Perbasi Sulawesi Selatan, A Seto Gadhyista Asapa, para pengurus KONI Sinjai, para asisten, para kepala SKPD dan Kepala sekolah SMA - SMK se Kabupaten Sinjai. 

Sementara dalam amanatnya Sekretaris Perbasi Sulawesi Selatan A Seto Gadhsita Asapa menyampaikan apresiasi kepada bupati Sinjai yang tetap konsisten melakukan pembinaan cabang olahraga khususnya cabang olah raga bola basket. Ini terbukti kata bakal calon bupati itu bahwa di Sinjai sudah kurang lebih 9 tahun perjalanan invitasi bola basket.“Kabupaten Sinjai memang luar biasa perhatiannya kepada cabang olah raga basket,” puji Seto panggilan akrab A Seto Gadhsita Asapa.

KMS Politeknik Ujungpandang Seminar Budaya di Sinjai

Keluarga Mahasiswa Sinjai (KMS) Politeknik Negeri Ujungpandang menggelar seminar budaya di Kabupaten Sinjai, dengan tema "Revitalisasi Budaya Lokal Untuk Melestarikan Jati Diri Bangsa".

Seminar sehari yang dirangkaikan menyambut hari jadi sinjai ke 449 itu dilaksanakan di Aula Dinas Komunikasi Informatika Kebudayaan dan Kepariwisataan (Diskominfobudpar) Sinjai, Minggu (17/02) dengan diikuti sekitar 150 pelajar yang ada di sinjai.

"Kegiatan seminar ini adalah merupakan upaya untuk kembali menggali nilai-nilai budaya, sejarah dan kearifan lokal yang dimiliki masyarakat kita", Kata kadis Diskominfobudpar, H. Ahmad Suahemi saat membuka seminar tersebut.

Hal ini menurutnya, sangat penting dalam rangka mewujudkan masyarakat sinjai yang bermartabat dan berbudaya.

Selain itu, nilai-nilai budaya, sejarah dan kearifan lokal yang dimiliki tentunya berperan sebagai filterisasi terhadap masuknya budaya-budaya asingyang tidak sesuai jiwa dan kepribadian masyarakat sinjai.

"Selaku pembina kebudayaan di kabupaten sinjai saya memberikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada KMS Politeknik Negeri Ujung pandang dalam melaksanakan seminar seperti ini", Tuturnya.

Dengan kegiatan ini, Harap sehaemi dapat menghasilkan suatu rumusan yang dapat menjadi acuan dalam pengembangan dan pelestarian sejarah dan kebudayaan di kabupaten sinjai. Kegiatan itu menghadirkan beberapa narasumber, salah satu diantaranya, Budayawan, Drs. Muhannis.(Clk)

Batu Pake’ di Gojeng, Jejak Budaya tak Lekang Zaman

KABUPATEN Sinjai, Sulawesi Selatan, memiliki berbagai macam peninggalan budaya. Salah satunya, Taman Purbakala Batu Pake’ Gojeng. Taman yang terletak di Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara ini terbilang unik dan bernilai sejarah.
-----------------------------------------------

BAGI masyarakat Sinjai, Gojeng tentu tidak asing lagi. Karena nilai budaya yang dipendam-nya, hingga sekarang, taman ini tetap bertahan sebagai lokasi wisata andalan di Sinjai. Hal itu juga ditopang oleh minat warga untuk berkunjung ke Gojeng tidak pernah surut.

Batu Pake sendiri berasal dari bahasa Bugis yang artinya batu yang dipahat atau sarcophagus. Sementara Gojeng adalah nama lokasi taman ini yaitu Bukit Gojeng.

Puncak Bukit Gojeng berada di ketinggian 125 di atas permukaan laut. Dari sini, hamparan rumah-rumah penduduk, kantor pemerintah, sekolah dan pasar sentral di Kota Sinjai terlihat jelas. Sejauh mata memandang, tampak juga deretan Pulau Sembilan di tengah laut. Bukan hanya itu, berdiri di bukit ini, pohon bakau dan tumbuh-tumbuhan lainnya di wilayah Kecamatan Sinjai Timur tampak begitu subur dan sejuk di mata.

Bila melihat catatan sejarah, pada zaman pendudukan Jepang di Sinjai, Gojeng sempat dijadikan lokasi pengintaian. Itu tentu bukan tanpa alasan. Karena bukit ini dianggap sebagai titik paling strategis untuk memantau tentara Belanda dan pasukan musuh lain-nya yang merapat ke Sinjai melalui Teluk Bone.

Di puncak Bukit Gojeng tepatnya di bawah batu pake’ terdapat kuburan batu. Konon, kuburan ini pernah digali tahun 1982 silam. Saat itu, tim penggali menemukan benda cagar budaya yang diperkirakan berasal dari zaman Dinasti Ming seperti keramik, fosil kayu dan peti mayat.

Batu berpahat atau sarcophagus yang terdapat di Gojeng konon dibuat oleh Andi Baso Batu Pake. Saat meninggal dunia, ia dimakamkan di sini. Bahkan jasad istri dan tujuh pelayannya juga dikebumikan di bawah sarcophagus.

Di sekitar sarcophagus, beberapa batu berlesung masih terlihat apik. Dulu, batu ini berfungsi untuk menumbuk biji-bijian.

Jejak-jejak pendahulu masyarakat Sinjai di Gojeng tentu saja memperkaya keanekaragaman budaya di daerah bermotto bersatu ini. Tak ayal, sampai sekarang pun, sebagian masyakarat-nya biasa datang ke sini khusus untuk menggelar semacam ritual, seperti warga dari Manipi, Sinjai Barat bahkan masyarakat Kajang, Kabupaten Bulukumba.
Sumber : http://chalimustang.blogspot.com/2012/03/batu-pake-di-gojeng-jejak-budaya-tak.html

Gemuruh Air Terjun Kembar Batubarae

TETESAN air dari sela-sela batu pegunungan membentuk dua aliran Air Terjun Batubarae. Ketinggian dan kemiringan dua aliran sungai yang airnya jatuh bergemuruh nyaris sama sehingga dinamakan air terjun kembar.
 
Menurut cerita rakyat setempat, kesejukan dan keindahan panorama wisata Air Terjun Batubarae ini berasal dari mata air sebuah gunung, yang jika diperhatikan dengan seksama terutama dari puncak tangga terlihat menyerupai seorang wanita cantik bersanggul yang sedang duduk. Sedangkan makna kata "batubarae" berasal dari kata "batu bara'e" dimana dalam bahasa Makasar berarti kandang binatang yang terbuat dari batu. Konon dahulunya tempat tersebut merupakan tempat bagi kandang seekor kerbau raksasa.

Tinggi air terjun sekitar 37-80 meter dengan kemiringan 85 derajat. Air terjun kembar Batubarae salah satu objek wisata andalan Kabupaten Sinjai selain taman prasejarah Batu Pake Gojeng.

Wisata air terjun ini terletak di Desa Barambang, Kecamatan Sinjai Borong, Kabupaten Sinjai. Jaraknya sekira 50 kilometer dari kota Sinjai dan membutuhkan waktu tempuh sekira 1,5 jam.

Jalanan yang dilalui tidak semua beraspal mulus. Beberapa di antaranya rusak parah. Sekira lima kilometer sebelum sampai di lokasi tujuan, jalanan sudah beraspal. Sebagian sudah dibuat jalan beton.

Kendati demikian, objek wisata ini menawarkan pesona alami yang menakjubkan. Karakteristik khasnya memberi suguhan panorama alam nan sejuk. Deretan pepohonan rindang menambah keindahannya.

Barisan anak tangga yang dibentuk khusus mirip rangka manusia berada di sisi tengah kedua air terjun dan menjadi daya tarik tersendiri. Disebut mirip rangka manusia lantaran terbagi tiga bagian yakni punggung, badan, dan diakhiri dua rangkaian akhir menyerupai kaki manusia.

Cerita rakyat setempat, kesejukan alami air terjun kembar berasal dari tetesan mata air gunung Batubarae yang bentuknya seperti perempuan cantik nan memesona. Pengunjung dapat melihat keunikan gunung dengan jelas saat berdiri di puncak tangga.

Bila memandang lebih seksama, bentuk gunung mirip perempuan yang sedang duduk menggunakan sanggul atau dalam bahasa daerah disebut "konde". Aliran air yang membentuk air terjun ini dikaitkan keindahan kedua mata perempuan tersebut.

Obyek wisata ini ramai dikunjungi pada akhir pekan. Medan yang agak terjal dengan anak tangga yang juga terjal tak menyurutkan keinginan pengunjung untuk menikmati dan mengagumi keindahannya. Setidaknya 607 anak tangga harus dilalui.

Rasa lelah pengunjung terbayar saat tiba di lokasi air terjun. Berendam dengan air yang sangat alami dan sejuk dibelai tiupan angin dari pepohonan rindang membuat pengunjung terbuai.

Dua atau tiga jam menikmati pesona alam Air Terjun Kembar Batubarae terasa sangat singkat. Itu sebabnya sebagian pengunjung yang berasal dari luar Sinjai kadang-kadang memilih bermalam di tempat ini.

Perhatian pemerintah pada obyek wisata ini sudah terlihat meski perlu pembenahan agar lebih menciptakan daya tarik. Beberapa buah gazebo tempat bercengkerama bersama teman atau keluarga sudah tersedia.

Dua gazebo berada di sisi kanan berhadapan air terjun dan dua gazebo lain berada di sisi kiri. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sinjai membendung pertemuan aliran air dari dua air terjun untuk membentuk kolam.

Kepala Disbudpar Sinjai, Muhammad Yasin mengatakan, objek wisata Air Terjun Kembar salah satu priorotas pengembangan wisata di Sinjai. Tempat ini mulai dikembangkan 2004 lalu.

Pengembangan dengan  penataan namun tidak mengganggu keasliannya. "Kami hanya mempercantik saja, khususnya membuat bagian-bagian untuk menciptakan kenyamanan bagi pengunjung," kata Yasin.

Marimpa Salo, Membangun Solidaritas Warga

Atraksi gendang tradisional hingga adu kekebalan tubuh dibarengi pertunjukan ketangkasan prajurit kerajaan mewarnai sebuah pesta panen di Sinjai Sulawesi Selatan. Ritual yang dilakukan di sebuah sungai dengan menghalau ikan-ikan dari hulu ke muara ini bernama Marimpa Salo.

Mentari pagi  ufuk timur di desa Sanjai kecamatan Sinjai timur kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan adalah  pertanda warga harus bersiap menggelar pesta panen ini di muara sungai Bua. Di Sungai Bua inilah ratusan warga menggelar pesta panen dengan cara menghalau ikan dari hulu ke muara.

Sejak pagi, suara gendang tradisional membahana di muara sungai bua. Suara gendang ini merupakan pertanda bahwa seluruh penduduk desa telah dipanggil dan berkumpul untuk mempersiapkan diri menggelar tradisi Marimpa Salo ini.

Seiring dengan tabuhan gendang, sejumlah nelayan mulai menghiasi perahunya dengan janur kuning atau daun kelapa yang masih muda. Perahu-perahu hiasan tersebut akan digunakan untuk menghalau ikan dari hulu ke muara.

Sejumlah prajurit kerajaan yang lengkap dengan senjata tradisionalnya mulai berbaris untuk menyambut sejumlah tamu. Pada zaman dahulu, tamu kehormatan adalah raja, selain raja setempat warga  juga mengundang raja Gowa dan Tallo untuk menghadiri hajatan tahunan ini. Jika raja (kepala pemerintahan / bupati) telah memasuki tempat acara, maka dilakukanlah ritual penyambutan atau disebut dengan Mappakurru Sumanga.

mappakurru sumanga adalah sebagai pertanda para tamu undangan telah resmi berada di lokasi dan berada dalam perlindungan kerajaan setempat.

Ketika para tetamu telah lengkap hadir, maka digelarlah inti penyambutan tamu atau disebut dengan Maggiri.  Dalam ritual Maggiri ini tokoh adat setempat menggelar sumpah setia kepada raja dan mempertunjukkan aksi kekebalan tubuhnya dengan menghunus keris dan menikam seluruh anggota tubuhnya.

Atraksi pencak silat juga dipertunjukkan sebagai simbol ketangguhan dari para prajurit kerajaan setempat, selain itu juga disuguhkan adu Mallanca atau adu kaki, Mappelo atau adu panco. Semua atraksi ini menyimbolkan syarat untuk menjadi prajurit setia kerajaan.

Setelah rangkaian penyambutan digelar maka dilanjutkan dengan hiburan untukn rakyat setempat yakni alunan kecapi gambus tradisional diiringi sorakan dari warga setempat. Orang-orang pun bergembira, disaat itulah sejumlah warga segera menaiki perahu-perahu yang telah dihiasi untuk mengarungi sungai.

Ratusan perahu berkumpul menuju hulu sungai dikuti dengan tabuhan gendang. Tiba dihulu sungai ini, perahu disatukan ( 4 perahu diikat menjadi 1) dan jaring tradisional pun dilarungkan kesungai kemudian  secara bersamaan ratusan perahu ini segera menghalau ikan hingga kemuara. Hal ini dilakukan  agar mendapatkan hasil tangkapan ikan yang kelak akan dibagi rata kepada seluruh penduduk setempat.

Tradisi Marimpa Salo ini merupakan tradisi yang ada sejak zaman dahulu kala dan dilakukan secara turun temurun diwariskan kepada penduduk setempat meski telah memasuki era modernisasi.
 
Sumber : http://www.kabarkami.com

Untuk Membantu Sesama, Sinjai TV Gelar Aksi Donor Darah

Media Sinjai TV bekerjasama dengan Unit Transfusi Darah (UTD) Rumah Sakit Umum  Daerah (RSUD)  Sinjai  menggelar aksi donor darah. Selain sebagai bentuk kepedulian terhadap sesama, kegiatan aksi sosial ini juga dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT ) Sinjai TV yang pertama. 

Aksi donor yang dipusatkan digedung pertemuan sinjai, Jalan Persatuan Raya, melibatkan TNI/POLRI, Pelajar, masyarakat umum dan PNS di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sinjai. 

Kepala bidang PSDPPI Diskominfobudpar Sinjai, Khaeruddin mengatakan, aksi donor darah ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati HUT Sinjai TV. 

“Jadi bukan hanya aksi donor darah, masih ada kegiatan lainnya yang kita lakukan seperti gerak jalan santai dan acara puncak HUT Sinjai TV yang jatuh pada 18 Februari mendatang”, Tambahnya. 

Khusus kegiatan donor, jelas kata dia hanya untuk membantu sesama manusia khususnya masyarakat yang membutuhkan darah. “Donor darah sebagai bentuk kemanusian, karena setetes darah sangat bermanfaat bagi orang lain”, Tuturnya. 

Sementara itu, penanggungjawab kegiatan dari pengelola transfusi darah RSUD Sinjai, Naima sangat mengapresiasi kegiatan seperti ini, sebab melalui aksi ini dapat menambah persediaan darah dirumah sakit sinjai. “Perlu kita akui bahwa sejak 5 bulan terakhir ini persediaan stock darah sudah sangat berkurang”, Katanya. 

Ia juga menilai, keinginan masyarakat untuk mendonorkan darahnya terlihat cukup besar terbukti dengan banyaknya yang datang untuk menjadi peserta pendonor. “Kita tahu yang namanya donor darah juga baik bagi kesehatan kita”, Imbuhnya. 

Dalam kegiatan ini, Pihak RSUD Sinjai berhasil mengumpulkan puluhan kantong darah dari para pendonor. (Clk) 

Sumber : http://www.sinjaikab.go.id/v1/berita-514-untuk-membantu-sesama-sinjai-tv-gelar-aksi-donor-darah-.html

Gerak Jalan Sehat Bersama Sinjai TV

Sekkab Sinjai, Taiyeb A. Mappasere melepas secara resmi gerak jalan sehat yang digelar oleh media Sinjai TV, Jumat (15/02) pagi.

Kegiatan itu diikuti sekitar seribu peserta baik dari kalangan pelajar, mahasiswa, pegawai, organisasi maupun masyarakat umum lainnya. Jalan sehat dimulai sekira pukul 07.30 wita dengan rute, jalan persatuan raya, Bayangkara, Jendral Sudirman, Andi Akbar dan kembali finis di Lapangan Nasional.

Sekkab pada kesempatan itu juga ikut berjalan bersama peserta lainnya. Hadir pula sengenap unsur muspida dan pejabat dilingkup pemkab sinjai.

"Gerak Jalan sehat bersama sinjai TV yang kita laksanakan ini, merupakan salah satu rangkaikan kegiatan memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-1 Sinjai TV", Kata Zainal Abidin Ridwan selaku panitia pelaksana.

Selain untuk meningkatkan kebugaran tubuh masyarakat, kegiatan ini juga sekaligus untuk membudayakan olahraga kepada masyarakat. "Semoga jalan sehat ini bermanfaat bagi kita semua", Harapnya. Dalam kegiatan ini, lanjut dia peserta terlihat sangat antusias. Sementara untuk pengudian door prizenya juga turut disaksikan oleh Sekkab sinjai. (Clk)


Sumber : http://www.sinjaikab.go.id/v1/berita-517-gerak-jalan-sehat-bersama-sinjai--tv.html

Pemkab Sinjai Salurkan Bantuan Alat Pertanian

Bupati Sinjai Andi Rudiyanto Asapa menyerahkan bantuan alat pertanian kepada para  Kelompok Tani (poktan) yang ada di Kabupaten Sinjai. Penyerahan ini berlangsung di Pendopo Rumah Jabatan Bupati Sinjai, Senin sore (11/2).

Bupati Sinjai dalam sambutannya mengatakan, bantuan ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan kesejahteraan.

"Sudah banyak bantuan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat, tinggal bagaimana masyarakat memanfaatkan bantuan tersebut dengan sebaik-baiknya," ujarnya.

Selain itu, Bupati berharap dengan adanya bantuan ini para petani yang ada di Sinjai dapat meningkatkan kualitas produksi pertanian sehingga kesejahteraan hidup mereka juga semakin meningkat.

Adapun bantuan yang diberikan tersebut berupa 40 unit mesin perontok padi (power threser) dan 15 unit mesin pemipil jagung (corn seller).

Selain peralatan pertanian, Bupati Sinjai juga menyerahkan bantuan sosial infrastruktur pertanian, seperti pengelolaan dan pengembangan irigasi, pembangunan unit pengelola pupuk organik, pengembangan sumber air, pengembangan jalan pertanian serta pembangunan sarana lainnya.

Kepala Dinas Pertanian Dan tanaman Pangan Hortikultura (TPH) Sinjai Ir. Muh. Jamil mengatakan, tujuan penyerahan bantuan ini adalah untuk memacu para petani agar lebih produktif dan efisien dalam berusaha tani. "Bantuan ini ditujukan pada kelompok tani yang ada di delapan kecamatan," jelasnya.(Haeran/A.Anti) 
 
Sumber : http://wartaonline.sinjaikab.go.id/2013/02/bupati-sinjai-salurkan-bantuan-alat.html

SMAN 1 Sinjai Utara Gelar Lomba Journalist Hyperlink Powerpoint 2013

Untuk mengasah kemampuan siswa dalam memadukan antara teori jurnalistik dengan teori teknologi komputer, Komunitas Jurnalistik Siswa (KJS) SMA Negeri 1 Sinjai Utara menggelar lomba journalist hyperlink powerpoint 2013 yang bertempat di SMAN 1 Sinjai Utara pekan lalu.

Pada aplikasi Microsoft Office PowerPoint, hyperlink diartikan sebagai media presentasi yang dapat memberikan kemudahan menghubungkan sebuah file yang berbeda atau menghubungkan banyak slide-slide pada satu file PowerPoint sehingga tampil dengan cepat, yang memberikan kemudahan tanpa secara tradisional mencari file atau slide yang ingin dilihat tersebut.

Ketua Komunitas Jurnalistik SMAN 1 Sinjai Utara Fauziah Jamaluddin mengatakan bahwa kegiatan ini merupakan event tahunan yang bertujuan untuk mengasah kreatifitas dan kemampuan siswa untuk mengolah aplikasi powerpoint.

Lomba ini diikuti oleh masing-masing perwakilan kelas dengan beberapa  kriteria penilaian diantaranya, pembuatan presentasi, kesesuaian background, gambar dan warna, kesesuaian animasi, slide transition dan huruf, estetika tata letak serta isi.

Fauziah menambahkan, lomba ini digelar dengan menggunakan metode presentasi yang ditampilkan dari  perwakilan masing-masing kelas sehingga tercipta sebuah karya bersejarah dalam bentuk estetika penuh makna yang terukir elegan dan cantik serta penuh gaya (Style), musik,  animasi huruf dan foto berbicara dengan menggunakan media Ms. Powerpoint. (Haeran)

Sumber : http://wartaonline.sinjaikab.go.id/2013/02/sman-1-sinjai-utara-gelar-lomba.html

STIP Muhammadiyah Sinjai Wisuda 92 Sarjana

Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIP) Muhammadiyah Sinjai menggelar rapat senat terbuka luar biasa dalam rangka dies natalies ke XI dan Wisuda sarjana (S-1) ke III tahun 2013, bertempat di Gedung Wisma Hawai, kamis (14/2).

Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Ketua STIP Muhammadiyah Sinjai Ir. Mikyal Arsyad dan dihadiri oleh Sekertaris Daerah Kabupaten Sinjai Tayyeb A. Mappasere yang mewakili Bupati Sinjai, Wakil Ketua DPRD Sinjai, H. Muhtar Mappatoba, Koordinator kopertis wilayah IX Sulawesi serta para orang tua wisudawan/wisudawati.

Ketua STIP Muhammadiyah Sinjai Ir. Mikyal Arsyad, dalam laporannya mengucapkan, selamat kepada para wisudawan/wisudawati yang telah berhasil menyelesaikan studinya. "Ini merupakan momentum yang sangat berharga, baik kepada mahasiswa, orang tua dan dosen," katanya

Selain itu, ia juga mengharapkan kepada para wisudawan/wisudawati agar senantiasa harus meningkatkan pengetahuan dan kompetensi serta jati diri sebagai bangsa Indonesia yang cerdas jika kelak berada di dunia kerja.

Pada pelaksanaan wisuda kali ini, sedikitnya 92 orang berhasil menyandang gelar sarjana yang terbagi atas tiga program studi yakni manajemen Sumber Daya Perairan (SDP), peternakan dan agroteknologi.

Sementara itu, Dekan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Hasanuddin Makassar Prof. Dr. Ir. Hj. A. Niartiningsih memaparkan orasi ilmiah yang berjudul "Peran Dan Posisi SDM STIP Muhammadiyah Sinjai Dalam Menyiapkan Alumni Yang Berkualitas". (Haeran)

Sumber : http://wartaonline.sinjaikab.go.id/2013/02/stip-muhammadiyah-sinjai-wisuda-92.html

Musrembang Tingkat Kecamatan Sinjai Selatan

Hasil Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) di tingkat desa dan kelurahan yang digelar beberapa waktu lalu kini mulai dibahas kembali pada musrenbang tingkat kecamatan.

Musrenbang yang sebelumnya diawali di kecamatan sinjai utara, selanjutnya kembali dilaksanakan di sinjai selatan, selasa (12/01) kemarin.

Seluruh SKPD Lingkup Pemkab Sinjai hadir, termasuk anggota DPRD dari wilayah pemilihan Sinjai Selatan dan Sinjai Borong. Hadir pula, Camat, Danramil, para kepala desa, lurah, tokoh masyarakat dan tokoh agama.

Kepala Dinas Komunikasi Informatika kebudayaan dan Kepariwisataan (Diskominfobudpar) Sinjai, H. Ahmad Suahemi mengatakan, Musrenbang yang dilaksanakan ini berjenjang yang dimulai di tingkat desa hingga tingkat nasional, dengan maksud untuk menampung aspirasi masyarakat sesuai dengan skala prioritas kebutuhan.

"Jadi semua usulan dari semua desa dan kelurahan kita tampung, yang kemudian akan kita bahas kembali dengan melihat prioritas pembangunan", Tambahnya saat membuka musrembang. 

Ia mengakui, berbagai masukan, usulan maupun permintaan masyarakat tetap menjadi perhatian pemerintah, namun semua itu tentunya tidak sepenuhnya bisa diakomodir, karena keterbatasan anggaran yang ada.

"Semua usulan tetap akan menjadi perhatian, dan apa yang menjadi harapan masyarakat semoga bisa terealisasi ditahun yang akan datang", Harap kadis Diskominfobudpar yang juga selaku koordintor musrenbang sinjai selatan.

Sementara itu anggota DPRD Sinjai, H. Ramli hanya berharap kegiatan musrenbang ini bisa dimanfaatkan dengan baik sekaligus menyampaikan apa yang menjadi prioritas masing-masing wilayah.

Hal lainnya, semua usulan juga dapat disingkrongkan dengan program yang ada di setiap SKPD masing-masing, sehingga apa yang menjadi rencana pembangunan kedepan bisa berjalan dengan baik.

Dari semua usulan desa dan kelurahan, kebanyakan kegiatan fisik, seperti perbaikan jalan, jembatan, sarana pendidikan dan lainnya.

Sesuai jadwal musrenbang, sinjai barat dilaksanakan, rabu (13/02), bulupoddo, kamis (14/02) dan selanjutnya di kecamatan lainnya. (Clk) 

Sumber : http://wartaonline.sinjaikab.go.id/2013/02/musrembang-tingkat-kecamatan-sinjai.html

To Manurung, Leluhur dalam Pengetahuan Masyarakat karampuang di Kab. Sinjai, Sulawesi Selatan


Tomanurung adalah sosok yang dilihat muncul di atas sebuah batu lapa’e. Datang dan perginya sosok ini tidak diketahui dari mana asalnya. Tomanurung dipercaya sebagai leluhur orang-orang Karampuang.

1. Asal-usul

Dalam bukunya Manusia dan Kebudayaan Indonesia, 1981, Koentjaraningrat menggambarkan Sulawesi Selatan sebagai provinsi yang memiliki kebudayaan yang khas karena dihuni oleh empat suku bangsa besar, yaitu Bugis, Makasar, Mandar, dan Toraja. Keempat suku besar ini masing-masing memiliki ciri adat istiadat yang khas dan menarik.
Dari empat suku besar tersebut, nilai-nilai kebudayaan Bugis Makasar banyak diserap oleh suku-suku kecil di Sulawesi Selatan. Hal ini disebabkan oleh kekuasaan Kerajaan Gowa dan Bone saat itu. Kedua kerajaan ini mengekspansi banyak daerah di Sulsel. Salah satu nilai kebudayaan Bugis Makasar itu dapat dilihat dari keberadaaan masyarakat adat Karampuang di Kabupaten Sinjai (Rahman Rahim, 1985). 
Karampuang adalah nama sebuah desa sekaligus nama komunitas adat. Tidak lebih dari seratus kepala keluarga, hidup di desa adat ini dengan damai dan terbuka akan kehadiran masyarakat luar. Masyarakat ini membentuk sebuah komunitas sendiri dan secara tertutup menjalankan aturan adat yang telah diajarkan oleh leluhur mereka. Meskipun demikian, dalam kesehariannya, komunitas Karampuang berbaur dengan masyarakat sekitar (Darman Manda, 2007).
Kata Karampuang,  menurut cerita yang berkembang di kalangan komunitas Karampuang berasal dari cerita tentang sosok yang diyakini sebagai leluhur orang Karampuang, yakni Tomanurung. Tentang cerita Tomanurung ini, terdapat dua versi cerita yang berbeda, namun keduanya sama-sama dipercaya oleh orang Karampuang. Pertama, kata Karampuang berasal dari mitos Tomanurung muncul di gunung Karampuang. Kedua, kata Karampuang diyakini berasal dari penggabungan dua suku kata dari gelar kebangsawanan Bugis-makassar, yakni Karaeng dan Puang. Cerita-cerita tersebut tertulis di atas daun lontar yang hingga kini masih tersimpan di komunitas Karampuang (Muhannis, 2009).
Sebagai sebuah komunitas adat yang masih menjalankan aturan adat secara ketat, orang Karampuang mengatur sistem sosial pemerintahannya laksana sebuah kerajaan. Di komunitas ini terdapat raja (pamatoa), perdana menteri (panggela), dan dukun (sanro). Selain ketiga posisi ini, masih ada posisi-posisi lain yang diatur secara adat, misalnya guru spiritual yang bertugas menjadi pemimpin dalam pelaksanaan ritual adat (Darman Manda, 2007).
Menurut pendapat lain, sistem pemerintahan adat Karampuang terdiri dari empat pilar pokok, yaitu Arung, Ade, Sanro dan Guru. Arung, Ade dan Guru harus dijabat oleh laki-laki, sedangkan Sanro haruslah dijabat oleh seorang perempuan. Keempatnya digambarkan seperti empat unsur kehidupan, yakni api, tanah, udara, dan air (Darman Manda, 2007; Muhannis, 2009).
Masyarakat adat Karampuang mayoritas beragama Islam. Mereka memiliki adat istiadat yang banyak dipengaruhi oleh ajaran Islam. Setidaknya hal itu dapat dilihat dari perilaku sosial dan keagamaan yang ada, misalnya pada setiap malam Jumat, komunitas Karampuang menggelar pembacaan ayat-ayat suci Alquran secara bersama-sama di rumah adat yang ditinggali oleh Panggela. Bagi warga Karampuang, Jumat adalah hari yang sakral untuk dihargai dan dihormati. Ketika tanaman jagung mereka telah dipetik dan sawah mulai dibasahi, maka itu pertanda untuk memulai menanam padi. Malam hari sebelum menanam, masyarakat adat biasanya berkumpul di rumah adat untuk membaca doa-doa dan pujian dengan tujuan agar tanaman mereka jauh dari penyakit dan mendapatkan panenan yang banyak (Darman Manda, 2007).
Selain membaca Al quran, pada waktu tertentu masyarakat adat Karampuang juga suka menggelar pembacaan Barjanji, yakni sebuah puji-pujian kepada Nabi Muhammad. Acara ini dipimpin oleh Guru dan biasanya dihadiri hampir seluruh pejabat dan warga Karampuang. Jika melihat perilaku mereka yang sama dengan ajaran Islam, maka masyarakat adat Karampuang mirip dengan umumnya orang Bugis dan Makasar yang banyak di pengaruhi oleh Kerajaan Gowa (Cristian Pelras, 2006; Hamid Abdullah, 1985).   

2. Konsep Leluhur

Pengetahuan orang Karampuang tentang leluhur mereka berkaitan erat dengan pengetahuan mereka tentang cerita asal mula alam. Menurut cerita yang mereka percayai, bahwa pada mulanya, bumi yang ditinggali manusia ini adalah lautan. Dari lautan itu kemudian muncul gundukan-gundukan (cimbolo) yang menyerupai tempurung kelapa, seperti gunung Latimojong, gunung Bawakaraeng, serta gunung Karampuang yang dalam kebudayaan orang Karampuang dikenal dengan nama Batu Lappa’e (Darman Manda, 2007; Muhannis, 2009).
Syahdan, dari atas Batu Lappa’e inilah masyarakat Karampuang melihat sesosok bayangan tetapi tidak diketahui dari mana asalnya dan menghilang tanpa dikethaui ke mana jejaknya. Kontan saja masyarakat merinding ketika melihat sosok tersebut. Sosok ini mereka sebut dengan Tomanurung. Dalam cerita selanjutnya, Tomanurung mereka beri gelar Manurung Karampulu’e, yang berarti sosok yang kehadirannya menyebabkan bulu kuduk mereka merinding. Tomanurung inilah yang selanjutnya mereka percaya sebagai leluhur mereka. Dan dari cerita inilah kemudian kata Karampulu’e berubah menjadi nama tempat, yakni Karampuang.
Oleh masyarakat adat Karampuang, Tomanurung diangkat menjadi raja di wilayah Karampuang. Dalam menjalankan tugas, seusai membuka wilayah baru, Tomanurung menghilang. Suatu ketika, sebelum Tomanurung menghilang, ia mengumpulkan rakyatnya dan berpesan:
Saya mau hidup tidak mau mati, saya inginkan kebaikan tidak mau keburukan.
Tak lama setelah Tomanurung menghilang, tiba-tiba muncul cahaya terang di atas air yang terapung-apung di sekeliling gunung Karampuang. Dari cahaya itu kemudian muncul tujuh orang Tomanurung dengan wajah yang berbeda-beda. Salah seorang dari mereka terdapat seorang wanita. Oleh masyarakat, wanita satu-satunya ini kemudian diangkat menjadi ratu di wilayah adat Karampuang.
Sementara itu, atas suruhan sang Ratu, keenam saudaranya yang lain pergi ke berbagai tempat dan menjadi Tomanurung-tomanurung baru dan akhirnya mendirikan kerajaan baru, seperti di Kerajaan Ellung Mangenre, Bohong Langi, Bontona Barua, Carimba, Lante Amuru, dan Tassese.
Sesaat sebelum mereka menyebar, sang Ratu berpesan:
Turunlah kalian ke daratan datar, namun kebesaranmu kelak harus mampu melindungi Karampuang, raihlah kehormatan namun kehormatan itu kelak turut menaungi leluhurmu, kalau tidak maka kebesaranmu akan aku ambil kembali.
Sang ratu juga menganjurkan agar adik-adiknya mengangkat 12 panggela atau gela sebagai pelaksana harian pemerintahan. Dan saat itu terciptalah 12 gela baru, antara lain Gella Bulu, Biccu, Salohe, Tanete, Marowanging, Anakarung, Munte, Siung, Sullewatang Bulo, Sullewatang Salohe, Satengga dan Pangepana Satengga.
Setelah keenam adiknya pergi dan mendirikan kerajaannya masing-masing, sang ratu pun menghilang (mallajang) di puncak gunung Karampuang di atas batu datar (Batu Leppa’e). Oleh masyarakat adat Karampuang, batu itu disebut dengan batu emba’e yang berarti tempat berpindah atau menghilang.
Saat hendak menghilang, sang Ratu sempat meninggalkan keris, lahan perkebunan dan persawahan, dan beberapa benda kerajaan lainnya. Keris pusaka dan benda-benda kerajaan tersebut hingga saat ini masih tersimpan di rumah adat Karampuang. Sementara itu,  pemanfaatan lahan (huju pitahu) dipegang dan dikendalikan oleh pamatoa, adapun lahan perkebunan atau tanah kering (lari tana) diserahkan kepada gela.

3. Pengaruh Sosial

Pengetahuan orang-orang Karampuang terhadap leluhur tampak berpengaruh terhadap beberapa hal dalam kehidupan sosial mereka, antara lain:
  • Menguatnya ketaatan pada adat. Meskipun berasal dari sebuah cerita, namun itu justru menjadi dasar dari kepercayaan orang Karampuang terhadap adat istiadat mereka. Tomanurung dianggap sebagai leluhur yang bijak karena telah meninggalkan ajaran yang baik bagi kehidupan mereka. Hingga hari ini, masyarakat Karampuang tetap menjaga adat mereka, baik dalam bentuk perilaku maupun benda-benda. Dan jika dicermati lebih dalam, bukankah hampir semua kepercayaan di dunia ini juga banyak berisi tentang cerita kebesaran pemimpin mereka?
  • Dasar kepemimpinan dan sistem pemerintahan adat. Pengetahuan masyarakat Karampuang tentang leluhur mereka juga ikut berpengaruh pada pola kepemimpinan dan sistem pemerintah mereka. Kepemimpinan yang berpijak pada empat pilar pokok, yaitu Arung, Ade, Sanro dan Guru, terwujud berdasar pola kepemimpinan Tomanurung sebelumnya. Hal yang sama juga terjadi pada sistem pemerintahan yang terdiri dari raja (pamatoa) dan perdana menteri (panggela).
  • Solidaritas sesama. Kepercayaan masyarakat Karampuang terhadap leluhur secara sosial juga berpengaruh terhadap solidaritas sesama mereka sebagai satu masyarakat adat. Hal ini akan tampak jelas jika dilihat ketika pelaksanaan upacara adat. Bayangkan saja mereka berkumpul bersama di rumah adat dan dipimpin oleh ketua adat lalu memanjatkan doa-doa adat. Dalam upacara tersebut biasanya akan disinggung cerita tentang leluhur mereka, Tomanurung.
  • Kepercayaan terhadap nama daerah adat. Seperti diceritakan sebelumnya, nama Karampuang diambil dari cerita leluhur mereka yang mendapat gelar Manurung Karampulu’e dan seiring waktu, kata Karampulu’e berubah menjadi nama tempat, yakni Karampuang. Hal ini tentu saja semakin menguatkan keyakinan mereka akan kebenaran cerita tentang leluhur mereka, karena berkait erat dengan desa mereka. Dengan demikian, memori mereka sudah tertata rapi, ketika menyebut Karampuang maka asosiasi yang muncul pastilah leluhur mereka.

4. Penutup

Jika melihat gempuran budaya modern yang dahsyat, maka kepercayaan masyarakat Karampuang terhadap leluhur yang masih bertahan hingga kini merupakan sesuatu yang luar biasa. Hal ini perlu untuk diapresiasi, karena adat istiadat tradisional penting untuk terus dilestarikan sebagai upaya untuk membendung efek negatif dari budaya modern. Selain itu, keberadaan kepercayaan ini membuktikan kemajemukan rakyat negeri ini. 

Sumber : http://melayuonline.com/ind/culture/dig/2661/tomanurung-leluhur-dalam-pengetahuan-masyarakat-karampuang-sulawesi-selatan

Menkominfo distribusikan M-Pustika ke provinsi terpencil

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Tifatul Sembiring mendistribusikan bantuan berupa kendaraan penyuluhan informasi publik roda dua dan roda empat, yang lebih dikenal dengan istilah M-Pustika (Mobil Pusat Teknologi Informasi Komunitas) ke sejumlah provinsi terpencil.

Menkominfo Tifatul Sembiring menyerahkan secara resmi M-Pustika di Jakarta, Rabu.

"Ini dalam rangka meningkatkan penyebarluasan dan pemerataan informasi publik kepada masyarakat," katanya.

Ia menambahkan, hal itu merupakan salah satu upaya Kementerian Kominfo untuk mencapai masyarakat informasi Indonesia, dengan prioritas penyebaran informasi pada daerah tertinggal, terpencil, terluar, rawan bencana, dan pasca/rawan konflik.

Progam bantuan itu merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam rangka membangun simpul-simpul informasi di seluruh daerah di Indonesia, yang harus mendapat dukungan sepenuhnya dari unsur pemerintah daerah.

Dengan begitu sasaran yang akan dicapai dalam membangun masyarakat informasi Indonesia akan terlaksana dengan lancar.Pihaknya menyatakan telah menyerahkan bantuan serupa secara rutin sejak beberapa tahun lalu.

"Dukungan ini perlu ditunjukkan, karena meskipun di era otonomi ini saudara-saudara Bupati dan Walikota mungkin memiliki potensi anggaran yang cukup berlebih kalau hanya sekadar melakukan pengadaan mobil penerangan seperti ini, namun maknanya tentu lain jika Pemerintah Pusat turut membantunya. Bahwasanya di luar bantuan ini masing-masing Pemda akan melakukan pengadaan tambahan, Kementerian Kominfo tidak melarang. Tetapi harus jelas tujuannya," katanya.

Menteri Kominfo juga berpesan pada jajaran Pemda, untuk tidak hanya "one way" menyampaikan informasi publiknya, tetapi harus juga bersifat interaktif.

Artinya, menurut dia, petugas yang bertanggung-jawab harus dibekali dengan sejumlah informasi yang paling "up to date" sejauh tidak melanggar peraturan.

"Masyarakat kini makin kritis dan cerdas, sehingga agak ironis jika petugasnya tidak nyambung dalam berinteraksi dengan masyarakat, sehingga tidak boleh sampai informasi yang disampaikan serba ketinggalan dari media sosial dan media konvensional yang diperoleh masyarakat setiap hari," katanya.

Pihaknya juga concern dengan penyediaan akses telekomunikasi yang lain, mulai dari fasilitas desa berdering, desa pinter, PLIK, M-PLIK dan desa informasi.

Kendaraan penyuluhan informasi publik roda empat bertipe Mitshubisi L.300. Daerah penerima adalah Dishub Kominfo Kabupaten Pemalang, Provinsi Jawa Tengah, Dishub Kominfo Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat, Dishub Kominfo Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku, Dishub Kominfo Kabupaten Kolaka, Provinsi Sulawesi Tengah, dan Dishub Kominfo Kota Bitung, Provinsi Sulawesi Utara.

Selain itu Dishub Kominfo dan Pariwisata Kabupaten Bengkulu Tengah, Provinsi Bengkulu, Dishub Kominfo Kabupaten Mamasa, Provinsi Sulawesi Barat, Dishub Infokom kabupaten Sijunjung, Provinsi Sumatera Barat, Dinas Kominfo Kota Pare- Pare, Provinsi Sulawesi Selatan, Dinas Kominfo Kabupaten Bovendigoel, Provinsi Papua, dan Dishub Kominfo Kabupaten Nias, Provinsi Sumatera Utara.

Empat kabupaten penerima lain adalah Dishubparbud Kominfo Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah, Diskominfo Kabupaten Pulau Morotai, Provinsi Maluku Utara, Dishub Kominfo Kabupaten Cilacap, Provinsi Jawa Tengah, dan Dinas Kominfo Kota Jayapura, Provinsi Papua.

Sedangkan kendaraan roda dua bertipe Honda New Megrapro yang dilengkapi dengan box motor, netbook, toa (ZA-250S), LCD Projector, genset, dan TOA (Pengeras Suara).

Daerah yang menerima tipe roda dua itu di antaranya Dinas Kominfo Provinsi Maluku, Dinas Kominfo Provinsi NTT, Dishub Kominfo Provinsi Bengkulu, Dishub Kominfo Kabupaten Sorong, Provinsi Papua Barat, dan Dishub Kominfo Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah.

Daerah penerima lain adalah Dishub Kominfo Kabupaten Kulon Progo, Provinsi DIY, Dinas Kominfo Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat, Dishub Kominfo Kab. Bulukumba, Provinsi. Sulawesi Barat, Dinas Kominfo Kabupaten Tanah Datar, Provinsi Sumatera Barat, dan Dinas Kominfo Kabupaten Karang Asem, Provinsi Bali.

Di samping itu Dinas Kominfo Kota Blitar, Provinsi Jawa Timur, Dishub Kominfo Kabupaten Madiun, Provinsi Jawa Timur, Dinas Kominfo Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, Dinas Kominfo Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah, dan Dishub Infokom Kabupaten Pacitan, Provinsi Jawa Timur

Kementerian Kominfo memastikan, pengadaan barang dan jasa untuk penyediaan bantuan kendaraan tersebut bersifat transparan dan obyektif sesuai ketentuan yang berlaku.

"Pemberian bantuan ini sudah dimulai dari 2005 sampai 2012 sebanyak 73 buah mobil. Untuk pengadaan tahun terakhir ini harga mobil satu unit Rp326.212.700, harga motor satu unit Rp43.219.000," kata Menteri.
 

Yuk, Intip Isi Mobil Pintar Kominfo

Pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) meluncurkan program penyampaian informasi menuju desa-desa terpencil maupun daerah-daerah terluar di Indonesia, dengan memberikan bantuan kendaraan penyuluhan informasi publik.

Menkominfo Tifatul Sembiring, mengatakan pendistribusian bantuan berupa kendaraan penyuluhan informasi publik roda dua dan roda empat, yang lebih dikenal dengan istilah M-PUSTIKA (Mobil Pusat Teknologi Informasi Komunitas) ke sejumlah provinsi terpencil.

"Ini dalam rangka meningkatkan penyebarluasan dan pemerataan informasi publik kepada masyarakat. Artinya, petugas yang bertanggung-jawab harus dibekali dengan sejumlah informasi yang paling "up to date" sejauh tidak melanggar peraturan," ujar Tifatul kepada wartawan di Jakarta, Rabu, (6/2/2013).

Dalam kesempatan itu, Menkominfo berpesan pada jajaran Pemda, untuk tidak hanya one way menyampaikan informasi publiknya, tetapi harus juga bersifat interaktif. Bantuan M-Pustika ini diserahkan Tifatul kepada 30 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia.

Berikut ini adalah spesifikasi kendaraan M-Pustika (Mobil), yang dilengkapi dengan:
1. Screen Projector.
2. LCD Projector.
3. Plasma TV (Samsung 51).
4. Speaker GMG + Tripod .
5. Mixer Amplifier.
6. Genset (Hatsudenki EC 3000).
7. Notebook (Lenovo B470).
8. Tabung Pemadam Api (Yamato YAM-4EL).
9. Camera Digital (Sony DSC - WG10).
10. Handycam Samsung T10 Black ll DVD Player (LG DP520).
11. Printer (Canon PIXMA IP 2770).
12. Handy Talky (Motorola) 14)Modem USB 226 Claro

Sedangkan untuk kendaraan M-Pustika (Motor) dilengkapi dengan:
1. Box Motor.
2. Netbook (HP).
3. Toa (ZA-250S).
4. LCD Projector.
5. Genset.
6. TOA (Pengeras Suara)

Pengguna Transaksi Elektronik Wajib Daftar

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) memastikan setiap perusahaan yang melakukan transaksi elektronik untuk melakukan pendaftaran. Hal ini sesuai dengan ketentuan Rancangan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika tentang  Tata Cara Pendaftaran Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PSTE) yang sedang dibahas di tingkat pemangku kepentingan (stakeholders).

Direktur Jenderal Aplikasi dan Telematika Kemkominfo, Aswin Sasongko mengatakan pembahasan terus dilakukan untuk memastikan mekanisme pendaftaran PSTE. "Setelah selesai akan diajukan ke Menteri untuk segera dilakukan uji publik," ujarnya kepada Kontan, Selasa (12/2).

Sebagai info, akan terbitnya RPM Kominfo tentang tata cara pendaftaran PSTE merupakan amanat dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 82 Tahun 2012 tentang PSTE. PP ini sendiri hadir untuk memberikan jaminan keamanan dalam setiap transaksi yang menggunakan sistem elektronik.

Menurut Aswin, peraturan ini akan mengatur secara detail mekanisme pendaftaran transaksi sistem elektronik. Ia menjabarkan, peraturan tersebut akan memastikan perusahaan apa saja yang akan diwajibkan untuk melakukan pendaftaran untuk bisa melakukan transaksi elektronik.

Nantinya setiap perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang melakukan pelayanan publik akan di prioritaskan untuk melakukan pendaftaran PSTE. Perusahaan-perusahaan tersebut seperti PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), dan perusahaan di sektor Perbankan serta transportasi.

Namun Aswin menambahkan, pihaknya juga menemukan ada perusahaan yang websitenya tidak dipakai untuk melakukan kegiatan transaksi. Website perusahaan yang dimiliki hanya digunakan untuk memberi informasi saja, sehingga masih perlu dibahas lebih lanjut.

Menurut Aswin, pemerintah menargetkan RPM tentang tata cara pendaftaran PSTE akan diuji publik pada akhir Februari ini. PP Nomor 82 Tahun 2012 sendiri mengamanatkan pelaksanaan mekanisme pendaftaran PSTE sudah dilakukan pada akhir tahun 2013 ini.

NAMA DOMAIN: Rancangan Peraturan Menteri Diuji Publik Bulan Ini


Rancangan Peraturan Menteri (RPM) tentang pengelolaan nama domain siap diuji publik pada bulan ini. RPM tersebut mengatur tata cara pendaftaran registri dan registrar domain, serta keamanan domain dalam negeri (.id).

Direktur E-Business Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Azhar Hasyim mengatakan saat ini RPM sampai pada tahap penyelesaian.

"Materinya sudah selesai. Melalui RPM ini pemerintah menyiapkan sebuah sistem untuk mengelola pendaftaran hingga keamanan domain di Indonesia. Tinggal menunggu penyelesaian dari sisi hukum saja," ujarnya di sela-sela acara Diskusi Umum Terbuka Pengelola Domain Internet Indonesia (PANDI), Selasa (12/2).

Terkait dengan pendaftaran registri dan registrar, Azhar menjelaskan saat ini ada dua jenis registri dan registrar yang ada di Indonesia. Ada registri dari luar negeri dan memiliki registrar di Indonesia, serta ada registri dan registrar yang keduanya berada di Indonesia. Registri yang ada di luar negeri, tapi memiliki registrar di Indonesia contohnya domain .com dan .net, sementara yang keduanya berada di dalam negeri adalah domain .id.

"Nantinya melalui RPM ini akan diatur bahwa registrar yang menjual domain dari registri luar negeri seperti .com dan .net harus terdaftar di Kominfo. Sementara registri di dalam negeri sudah dikelola oleh PANDI, dan sudah memiliki 12 registrar terdaftar," tambah Azhar.

Selain itu, pengaturan pengelolaan nama domain ini nantinya juga mampu menjamin keamanan domain, terutama mencegah terjadinya penipuan. Jika terjadi penipuan yang dilakukan situs tertentu, maka pemilik situs dapat dilacak melalui data yang ada di registrar.

Adapun dengan membeli nama domain melalui registrar, pembeli baik perorangan maupun perusahaan wajib menyertakan dokumen seperti Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), akta notaris, dan Kartu Tanda Pengenal (KTP).

Hal lain yang akan diatur dalam RPM ini yakni penjualan nama domain yang baru-baru ini dikeluarkan oleh Internet Corporaton for Assigned Names and Numbers (ICANN). Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Ashwin Sasongko menyebutkan aturan baru ICANN memberika kebebasan registri untuk menjual nama domain apapun atau disebut juga .anything.

"Ini menarik. Nantinya mungkin akan muncul berbagai nama domain baru. Untuk Indonesia misalnya, bisa saja muncul .Bali, .Bandung, .Sumatra atau .RI. Namun, apa semua orang bisa pakai .RI? Di dalam negeri RPM tentang pengelolaan nama domain lah yang akan mengatur hal-hal seperti ini," ungkap Ashwin.

About

Distributed By My Blogger Themes | Designed By Seo Blogger Templates